2013-04-26

Terapi Farmakologi Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak (Blok 15)

Pada kesempatan ini akan dibahas hanya kepada pemilihan antimikroba (antibiotik) yang tepat untuk masing-masing kondisi infeksi kulit.

Erisipelas
Erisipelas adalah infeksi yang terjadi pada lapisan superfisial kulit dan jaringan lunak disekitarnya. Biasanya disebabkan karena Sreptococcus haemoliticus Grup A dan Streptococcus pyogenes serta Stafilococcus aureus.
Obat pilihan pertama untuk mengatasi infeksi kulit ini adalah golongan penisilin (penisilin prokain atau penisilin Vk) atau sefalosporin. Bagi yang alergi penisilin bisa dipilih klindamisin atau eritromisin. Untuk S. aureus yang resisten pada penisilinase, dapat dipilih dikloksasilin atau sefaleksin.

Impetigo
Pada impetiga yang biasanya disebabkan oleh karena S.pyogenes, sering dijumpai pada anak-anak, cepat menular dan menyebar dengan kontak erat. Antimikroba pilihan pertama adalah penisilin anti penisilinase seperti Dikloksasilin, diikuti dengan sefalosporin generasi pertama (sefaleksin). Juga penisilin (benzatin-penisilin) IM atau penisilin VK oral selama 7-10 hari. Bila penderita alergi terhadap penisilin, maka dapat dipilih klindamisin oral. Untuk topikal dapat diberikan Mupirosin ointment.

Selulitis
Adalah infeksi akut kulit (dermis dan epidermis) dan jaringan lunak, yang ditandai dengan inflamasi, tanpa adanya nekrosis dan proses supuratif dar jaringan lunak. Tersering disebabkan oleh kuman S. pyogenes atau S. aureus, yang pada penyakit diabetes melitus, bisa disebabkan karena kombinasi dengan kuman anaerobik.

Tujuan teraphi
Eradiksi infeksi secepat mungkin dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

1. Pilihan antimikroba
Pemilihan antimikroba didasarkan kepada kuman penyebab. Untuk selulitis yang disebabkan karena streptococcus sulit dibedakan secara klinis dari selulitis yang disebabkan karena stafilococcus, maka boleh dipilih dulu golongan penisilin semi sintetik seperti Nafsilin atau Oxasilin, atau golongan Sefalosporin generasi I seperti Sefazolin, sampai hasil kultur kuman selesai.
Bila teerjadi sekunder karena kuman Streptococcus, pilihan jatuh kepada penisilin VK oral atau Penisilin Prokain I.M., sedang pada kasus yang berat dapat diberikan Seftriakson I.V., dengan lama pengobatan 5-10 hari.
Pada selulitis yang disebabkan karena kuman gram negatif, dapat diberikan golongan antimikroba Aminoglikosida dan Sefalosporin generasi 1 dan 2 selama 10-14 hari. Pada penderita yang alergi penisilin dapat diganti dengan klindamisin oral atau parental, sedang pada kasus yang berat dengan kuman MRSA dapat dipilih Vankomisin I.V atau kombinasi Trimetoprim-Sulfametoksasol.

2. Teraphi non farmakologis
Terapi suportif dilakukan dengan elevasi dan imobilisasi daerah yang terkena untuk mencegah terjadinya pembengkakan lokal. 

Infeksi kaki diabetik
Tiga kunci utama sebagai penyebab kaki diabetik (Diabetic ulcer), yaitu neuropati, iskemia, dan gangguan imunologik, yang dapat menyebabkan 3 tipe utama infeksi kaki diabetik, yaitu abses-dalam, selulitis dorsum dan ulkus mal-perforance dari telapak kaki. Osteomieletis dapat terjadi 30-40% dari infeksi tadi. Infeksi kaki diabetik biasanya disebabkan kuman polimikrobik, dimana S.aureus dan streptococcus merupakan kuman penyebab utama, meski bakteri gram negatif juga dapat dijumpai.

Tujuan terapi
Mempertahankan fungsi tungkai bawah sebaik mungkin dan mencegah terjadinya komplikasi.
Antimikroba pilihan pada kasus biasa adalah Amoksisiklin + asam Klavulanat yang diberikan oral, dengan catatan kombinasi ini tidak dapat mengeliminasi Pseudomonas aeruginosa. Pilihan alternatif lain misalnya Fluorokuinolon+Metronidazol atau Klindamisin. Pada infeksi polimikroba, pilihan antimikroba seperti pada infeksi selulitis polimikroba. Untuk kuman yang resisten terhadap penisilin, maka pilihan jatuh pada Metronidazol, Klindamisin + Kuinolon atau Aztreonam atau Sefalosporin generasi ke 3. Untuk inksi berat pilihlah Vankomisin untuk kuman gram positif dan untuk kuman MRSA boleh dipilih Linezolid, Kuinopristin, Dalfopristin, Dantomisin, dan Tetrasiklin.

Infeksi ulkus decubitus (bed sore)
Infeksi ini disebabkan karena tekanan lama/kronis yang terjadi pada bagian tubuh yang mengalami tekanan lama, paa umumnya bagian belakang atau bagian tubuh yang menonjol, akibat berbaring karena sakit yang lama. Predisposisi terjadinya meliputi banyak faktor seperti keadaan paralisis, paresis, imobilisasi, malnutrisi, anemia, infeksi dan usia tua.

Tujuan terapi
Membersihkan dan dekontaminasi ulkus untuk merangsang penyembuhan luka dengan mempermudah pembentukan jaringan granulasi sehat atau persiapan luka untuk operasi.
Faktor utama untuk menjamin seksesnya penanganan luka ialah : lakukan pembersihan (debridement) jaringan nekrotik, mengurangi tekanan, pembersihan luka berkala, dan pemilihan penutup luka yang cocok.

Terapi farmakologis
Terutama diindikasikan untuk luka dengan ukuran moderat dan tidak dalam (stadium 1-2) serta tidak terletak diatas tonjolan tulang. Lakukanlah desinfeksi ulkus dengan Povidone iodine, Iodofor, Na-Hiplokorit, larutan peroksid (H2O2) dan asam asetat. Antimikroba topikal dipilih yang sesuai dengan hasil kultur, sambil menunggu dapat dipakai Silver Sufladiazin. Pemberian antimikroba topikal dilakukan selama 2 minggu pada luka yang bersih dengan sedikit eksudat yang tidak mau sembuh dengan pembersihan luka saja.

No comments:

Post a Comment