2015-07-13

Struktur dan Mekanisme Organ Penunjang Sistem Pencernaan Manusia

Sharon Lorisa Simamora
(10.2011.115)

Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan bahan makanan untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (mengunyah, menelan, dan penyerapan) dengan bantuan getah Pencernaan yang terdapat mulai dari mulut sampai ke anus. Setiap set dalam tubuh memerlukan suplai makanan yang terus-menerus untuk bertahan hidup. Makanan tersebut memberikan energi, menambah jaringan baru, mengganti jaringan yang rusak, dan untuk pertumbuhan.Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan zat nutrisi yang sudah dicerna secara berkesinambungan untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi dengan unsur-unsur air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diserap oleh tubuh, makanan harus bergerak sepanjang saluran pencernaan.
Makanan yang kita makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar dapat diserap (diabsorpsi). Zat makanan tersebut mengalami perubahan kimiawi dan fisik sepanjang saluran pencernaan. Zat makanan merupakan sumber energi dari sel yang membentuk adenosin trifosfat (ATP) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan energi untuk bekerja dan bergerak.Pembuangan sisa makanan dari metabolisme akan diekskresikan melalui saluran akhir sistem dalam bentuk feses. Selain itu juga melalui paru-paru dan ginjal dalam bentuk karbondiaoksida dan urine.
1.2  Rumusan Masalah
Laki-laki Usia 20 tahun diantar ke IGD RS dalam keadaan tidak sadarkan diri 15 menit Sebelum masuk RS karena kecelakaan.

1.4 Skenario
Seorang laki-laki berusia 20 tahun diantar ke IGD RS dalam keadaan tidak sadarkan diri sejak 15 menit yang lalu karena kecelakaan. Dari pemeriksaan didapatkan adanya ruptur hepar dan lien.

Ø  Istilah yang tidak diketahui
Ruptur merupakan trauma pada organ yang berupa sobekan atau retak yang menimbulkan gejala nyeri hebat.
Ø  Hipotesis
Laki-laki Usia 20 tahun diantar ke IGD RS dalam keadaan tidak sadarkan diri 15 menit Sebelum masuk RS karena ruptur hepar dan lien.
Pembahasan
2.1 Makroskopis
A.    Hepar
Gambar 1. Hepar Tampak Anterior dan Posterior.1

Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi.Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah diaphragma.Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra, dan hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra.Permukaan atas hepar yang cembung melengkung di bawah kubah diaphragma. Facies visceralis, atau posteroinferior, membentuk cetakan visera yang letaknya berdekatan sehingga bentuknya menjadi tidak beraturan.Permukaan ini berhubungan dengan pars abdominalis oesopha­gus, gaster, duodenum, flexura coli dextra, ren dextra dan glandula suprarenalis dextra, serta vesica fellea.1
Hepar dapat dibagi menjadi lobus hepatis dexter yang besar dan lobus hepatis sinister yang kecil oleh periekatan ligamentum peritoneale, ligamentum falciforme. Lobus hepatis dexter terbagi lagi menjadi lobus quadrates dan lobus caudatus oleh adanya vesica fellea, fissura ligamenti teretis, vena cava inferior, dan fissura ligamenti venosi.
Ligamentum faiciforme, yang merupakan lipatan ganda peritoneum, berjalan ke atas dari umbilicus ke hepar. Ligamentum ini mempunyai piggir bebas berbentuk bulan sabit dan mengandung ligamentum teres hepatis yang merupakan sisa vena umbilicalis. Ligamentum faiciforme berjalan ke permu­laan anterior dan kemudian ke permukaan superior hepar dan akhirnya membelah menjadi dua lapis. La­pisan kanan membentuk lapisan atas ligamentum coro­narium; lapisan kiri membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum. Bagian kanan ligamentum coronarium dikenal sebagai ligamentum triangulare dextrum. Perlu diketahui bahwa lapisan peritoneum yang membentuk ligamentum coronarium terpisah satu dengan yang lain, mening­galkan sebuah daerah yang tidak diliputi peritoneum. Daerah ini disebut area nuda.1
Pembuluh-pembuluh darah yang me­ngalirkan darah ke hepar adalah arteria hepatica pro­pria (30%) dan vena portae hepatis (70%). Arteria he­patica propria membawa darah yang kaya oksigen ke hepar, dan vena porta membawa darah yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan yang diabsorbsi dari tractus gastrointestinalis. Darah arteria dan vena dialir­kan ke vena centralis masing-masing lobuli hepatis melalui sinusoid hepar. Venae centrales mengalirkan darah ke vena hepatica dextra dan sinistra, dan vena- vena ini meninggalkan pars posterior hepar dan ber­muara langsung ke dalam vena cava inferior.1

B.     Vesica Fellea
Gambar 2. Struktur Makroskopis Vesica Fellea.2

Vesica fellea adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan bawah (facies visceralis) hepar.Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus, dan collum. Fundus vesicae fellea berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah margo inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung cartilago costalis IX dextra. Corpus vesicae fellea terletak dan berhubungan dengan facies visceralis he­par dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri. Collum vesi­ca fellea melanjutkan diri sebagai ductus cysticus, yang berbelok ke dalam omentum minus dan berga­bung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis untuk membentuk ductus choledochus.2

C.    Pancreas

Pancreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin .Bagian eksokrin kelenjar menghasilkan sekret yang mengandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan karbohidrat.
Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas.Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum.Pancreas menyilang planum transpyloricum. Pancreas dapat di­bagi dalam caput, collum, corpus, dan cauda.2
Gambar 3. Struktur Makroskopis Pancreas.2

Caput pancreatisberbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum.Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria dan vena mesenterica superior serta dinamakan pro­cessus uncinatus.Collum pancreatismerupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pang­kal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.Corpus pancreatisberjalan ke atas dan kiri, menyi­lang garis tengah.Pada potongan melin­tang sedikit berbentuk segitiga.Cauda pancreatisberjalan ke depan menuju ligamentum lienorenale dan mengadakan hubungan de­ngan hilum lienale.2

D.    Lien

Lien adalah organ limfatik terbesar dan  terletak dalam kuadran kiri atas. Ukuran dan bentuknya amat variabel, tetapi biasanya ukuran panjang lien adalah kira-kira 12 cm dan lebarnya 7 cm. Permukaan yang menghadap ke diaphragma, berbentuk cembung sesuai dengan cekungan diaphragma. Tepi ventral dan tepi kranisal bersifat tajam dan seriingkali bertakik, sedangkan tepi dorsaldan tepi kaudal bersifat tumpul. Biasanya lien mengandung cukup  banyak darah yang pada waktu-waktu tertentu di alirkan k dalam peredaran darah umum berkat kontraksi otot polos dalam simpai (kapsul) dan trabekula splen (lien). Lien bersentuhan pada dinding dorsal gaster (ventrikulus) dan berhubungan dengan curvatura gastrica (ventrikularis) major melalui ligamentum gastrosplenicum (gastrolienale), dan dengan ren sinister melalui ligamentum splenorenale (lienorenale).ligamentum-ligamentum ini melekat pada permukaan media hilum renale, tempat masuknya cabang arteri splenica dan keluarnya anak cabang vena splenica. Kecuali di hilum splenicum, seluruh lien terbungkus oleh peritoneum. Hilum splenicum berhubungan  dengan  cauda pancreatis.
Arteria lienalis, cabang truncus coeliacus yang paling besar, melintas dorsal dari bursa omentalis dan ventral terhadap ren sinister berliku-liku mengikuti tepi kranial pancreas.antara kedua lembar ligamentum spleorenale arteria splenica melepaskan lima atau lebih cabang yang memasuki  hilum splenicum. Vena splenica terbentuk  dari persatuan bebereapa anak cabang yang keluar dari hilum splenicum. Vena mesenterika inferior bergabng denan vena splenica, dan selnjutnya hampir seluruh lintasan vena splenica terdapat dorsal dari corpus pancreatis dna cauda pancreatis. Dorsal dari coluum pancreatis vena lienalis bersatu dengan vena mesenterika superior untuk membentuk vena porta hepatis.3
Gambar 4. Struktur Makroskopis Lien.3
Pembulu lien meninggalkan kelenjar limfe di hilum splenicum dan mengikuti pembuluh darah lien ke nodi lymphoidei pancreaticolienales. Kelanjar limfe ii terletak pada permukaan dorsal dan tepi kranial pancreas. Saraf lien berasal dari plexus coeliacus. Saraf ini terutama mengikuti cabang arteri splenica dan memiliki fungsi vasomotoris.3
2.2 Struktur Mikroskopis
A.    Hepar
Gambar 5. Struktur Mikroskopis Hati Primata.4

Pada hati primata atau manusia, septa jaringan ikat di antara lobuli hati tidak jelas. Akibatnya, sinusoid hati lobulus satu dapat berhubungan langsung dengan sinusoid lobulus lain.4 Selain perbedaan ini, daerah porta tetap mengandung cabang-cabang vena porta, arteria hepatika, dan duktus biliaris.
Di pusat setiap lobulus hati, terdapat vena sentral.Sinusoid hati terlihat di antara lempeng-lempeng sel hati yang memancar dari vena sentral ke arah tepi lobulus hati. Banyak cabang pembuluh interlobular dan duktus biliaris terlihat di daerah porta lobulus hati.5

B.     Vesica Fellea
Gambar 6. Struktur Mikroskopis Vesica Fellea.4

Dinding kandung empedu terdiri atas mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan jaringan ikat perimuskular, dan serosa pada semua permukaannya kecuali hepatik dengan adventisia yang melekatkannya pada hepar.
Mukosa menampakkan lipatan-lipatan temporer yang menghilang saat kandung empedu diregang­kan oleh empedu.Lipatan ini mirip vili pada usus halus, namun ukuran dan bentuknya berbeda, dan susunannya yang tidak teratur.Kripti atau divertikula di antara lipatan sering membentuk indentasi yang dalam di mukosa. Pada potongan melintang, divertikula ini di dalam lamina propria mirip kelenjar tubular; namun tidak ada kelenjar di dalam kandung empedu.4
Epitel pelapis adalah epitel selapis silindris tinggi dengan sitoplasma terpulas pucat dan inti di basal. Lamina propria mengandung jaringan ikat longgar dan beberapa jaringan limfoid difus.
Serat otot polos di dalam lapisan fibromuskular berbaur dengan lapisan-lapisan jaringan ikat longgar yang kaya serat elastin. Berbeda dengan organ lain yang mempunyai serosa atau adventisia menutupi lapisan muskular, kandung empedu memiliki lapisan lebar yang terdiri dari jaringan ikat longgar perimuskular yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf; serosa adalah lapisan terluar dan menutupi semua bangunan ini.4,5





C.    Pancreas
Gambar 7. Struktur Mikroskopis Pankreas.4

Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian besar kelenjar.Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asini serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi septa intra dan interlobular, dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan Pacini.5
Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil-protein berbentuk piramid mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil.Duktus ekskretorius meluas ke dalam setiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam lumennya.Produk sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris (intralobular) yang sempit.Sel sentroasinar berlanjut sebagai epitel duktus interkalaris.Duktus interkalaris kemudian berlanjut sebagai duktus interlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapat di antara lobuli. Duktus interlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang makin tinggi dan menjadi berlapis pada duktus yang lebih besar.4,5

2.3 Mekanisme Sistem Pencernaan

2.3.1 Pancreas dan Empedu

Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama duodenum.Kelenjar campuran ini mengan­dung jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik mirip anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai asinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara di duodenum.
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen: enzim pankreas yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus danlarutan cair basa yang secara aktif disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus. Komponen encer alkalis banyak mengandung natrium bikarbonat.6
Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disimpan di dalam granula zimogen setelah diproduksi, kemudian dilepaskan dengan eksositosis sesuai kebutuhan. Enzim-enzim pankreas ini penting karena hampir mencerna makanan secara sempurna tanpa adanya sekresi pencernaan lain. Sel-sel asinus mengeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu mencerna ketiga kategori makanan: enzim proteolitik untuk pencernaan protein, amilase pankreas untuk pencernaan karbohidrat, dan lipase pankreas untuk mencerna lemak.6
Tiga enzim proteolitik utama pankreas adalah tripsinogen, motripsinogen, dan prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif.Setelah tripsinogen disekresikan ke dalam lumen duodenum, bahan ini diaktifkan menjadi bentuk aktifnya yaitu tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam di membran luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum.Tripsin kemudian secara otokatalisis mengaktifkan lebih banyak tripsinogen. Seperti pepsinogen, tripsinol gen harus tetap inaktif di dalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik ini mencerna protein sel tempat ia terbentuk. Karena itu, tripsinogen tetap inaktif sampai zat ini mencapai lumen duodenum, di mana enterokinase memicu proses pengaktifan, yang kemudian berlanjut secara otokatalitik.6,7
Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya, diubah oleh tripsin menjadi bentuk aktif, masing-masing adalah kimotripsin dan karboksipeptidase, di dalam lumen duodenum. Karena itu, jika enterokinase telah mengaktifkan sebagian dari tripsin maka tripsin kemudian melaksanakan proses pengaktifan selanjut­nya.
Masing-masing dari enzim proteolitik ini menyerang ikatan peptida yang berbeda. Produk akhir yang terbentuk dari proses ini adalah campuran rantai peptida pendek dan asam amino. Mukus yang disekresikan oleh sel usus melin­dungi dinding usus halus dari pencernaan oleh enzim-enzim proteolitik yang aktif tersebut.
Seperti amilase liur, amilase pankreas berperan dalam pen­cernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi maltosa.Amilase disekresikan dalam getah pankreas dalam bentuk aktif, karena amilase aktif tidak mem­bahayakan sel sekretorik. Sel-sel ini tidak mengandung polisakarida.
Lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim di seluruh saluran cerna yang dapat mencerna lemak.Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap.Seperti amilase, lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada risiko pencernaan diri oleh lipase. Trigliserida bukan komponen struktural sel pankreas.7

2.3.2. Hepar

Hepar atau hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tu­buh; organ ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh.Perannya dalam sistem pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan pe­nyerapan lemak. 7Hati juga melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan pencernaan, termasuk yang berikut:
1.      Memproses secara metabolis ketiga kategori utama nutrien (karbohidrat, protein, dan lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.
2.      Mendetoksifikasi zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa asing lain.
3.      Membentuk protein plasma.
4.      Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
5.      Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan ginjal.
6.      Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag residennya.
7.      Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin ada­lah produk penguraian yang berasal dari destruksi sel darah merah tua.6
Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini namun tidak banyak spesialisasi ditemukan di antara sel-sel hati. Setiap hepatositmelakukan beragam tugas metabolik dan sekretorik yang sama. Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang ber­kembang maju di dalam setiap hepatosit. Satu-satunya fungsi hari yang tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivitas fagosit yang dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal sebagai sel Kupffer.
Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter Oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum ke­cuali sewaktu pencernaan makanan.Ketika sfingter ini tertutup, sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati dialihkan balik ke dalam kandung empedu, suatu struktur kecil berbentuk kantung yang terselip di bawah tetapi tidak langsung berhubungan dengan hati.Karena itu, empedu tidak diangkut langsung dari hati ke kandung empedu.Em­pedu disimpan dan dipekatkan di kandung empedu di antara waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung em­pedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.6,7
Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin dalam suatu cairan encer alkalis serupa dengan sekresi NaHCO3 pankreas. Mes­kipun empedu tidak mengandung enzim pencernaan apapun namun bahan ini penting dalam pencernaan dan penyerapan lemak, terutama melalui aktivitas garam empedu.
Garam empedu secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu lainnya.Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu diserap kembali ke dalam darah oleh mekanisme transpor aktif khu­sus yang terletak di ileum terminal.Dari sini garam empedu dikembalikan ke sistem porta hati, yang meresekresikannya ke dalam empedu. Daur ulang garam empedu ini antara usus halus dan hati disebut sirkulasi enterohepatik.
Istilah efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah globulus (gumpalan) lemak besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak dengan garis tengah masing-masing 1 mm yang membentuk suspensi di dalam kimus cair sehingga luas permukaan yang tersedia untuk tempat lipase pankreas bekerja bertambah.Gumpalan lemak terdiri dari molekul trigli­serida yang belum tercerna.Untuk mencerna lemak, lipase harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam air maka trigliserida cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan usus halus yang banyak mengandung air.6 Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi gumpalan besar lemak ini, maka lipase dapat bekerja hanya pada permukaan gumpalan besar tersebut dan pencernaan lemak akan sangat lama.6
Garam empedu memiliki efek deterjen serupa dengan deterjen yang anda gunakan untuk membersihkan lemak ketika mencuci piring. Molekul garam empedu mengandung bagian yang larut lemak plus bagian larut air yang bermuatan negatif. Garam empedu terserap di permukaan butiran lemak yaitu, bagian larut lemak garam empedu larut dalam butiran lemak, meninggalkan bagian larut air yang bermuatan menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut.Gerakan mencampur oleh usus memecah-mecah butiran lemak besar menjadi butiran-butiran yang lebih kecil. Butiran-butiran kecil ini akan cepat bergabung kem­bali jika tidak ada garam empedu yang terserap di per­mukaannya dan menciptakan selubung muatan negatif larut air di permukaan setiap butiran kecil. Karena muatan yang sama saling tolak-menolak, maka gugus-gugus ber­muatan negatif di permukaan butiran lemak menyebabkan butiran tersebut saling menjauh. Daya tolak listrik ini mencegah butir-butir kecil kembali bergabung membentuk gumpalan lemak besar sehingga meng­hasilkan emulsi lemak yang meningkatkan permukaan yang tersedia untuk kerja lipase.
Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin berperan penting da­lam mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu, lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan bagian yang larut air, sementara kolesterol hampir sama sekali tak larut dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak menyatu di bagian tengah membentuk inti hidrofobik, sementara bagian larut air membentuk selubung hidrofllik di sebelah luar.Misel, karena larut dalam air berkat selubung hidrofiliknya, dapat melarutkan bahan tak larut air di bagian tengahnya.Karena itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut bahan-bahan tak larut air melalui isi lu­men yang cair. Bahan larut lemak terpenting yang diangkut di dalam misel adalah produk-produk pencernaan lemak serta vitamin larut lemak, yang semuanya diangkut ke tempat penyerapannya dengan cara ini. Jika tidak menumpang di dalam misel yang larut air ini, berbagai nutrien ini akan mengapung di per­mukaan kimus, dan ti­dak pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.
Bilirubin sama sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi merupakan produk sisa yang diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian sel darah merah usang. Rentang usia tipikal sel darah merah di dalam sistem sirkulasi adalah 120 hari. Sel darah merah yang telah usang dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang melapisi bagian dalam sinusoid hati dan di tempat-tempat lain di tubuh.Bilirubin adalah produk akhir penguraian, bagian hem hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah merah usang ini. Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif disekresikan ke dalam empedu.
Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna kuning.Di dalam saluran cerna, pigmen ini dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri, menghasilkan warna tinja yang coklat khas. Jika tidak terjadi sekresi bilirubin, seperti ketika duktus biliaris tersumbat total oleh batu empedu, tinja berwarna putih keabuan. Dalam keadaan normal sejumlah kecil bilirubin direabsorpsi oleh usus kembali ke darah, dan ketika akhirnya diekskresikan di urin, bilirubin ini berperan besar menyebabkan warna urin kuning. Ginjal tidak dapat mengekskresikan bilirubin sampai bahan ini telah dimodifikasi ketika mengalir melewati hati dan usus.7

2.4 Enzim Sistem Pencernaan

Pencernaan molekul organik besar seperi karbohidra, protein dan lemak dibantu oleh enzim tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino, monosakarida, monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral.8

Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses pencernaan secara mekanis dan proses pencernaan kimiawi. Secara mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari fungsinya enzim menjadi sangat penting dalam proses pencernaan kimia agar proses kimia tersebut berlangsung lebih cepat.

Pencernaan telah dimulai dari mulut.Di mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh kelenjar parotis, submandibularis dan sublingualis. Keluarnya saliva dapat terjadi karena adanya massa makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa bau makanan tertentu. Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada polisakarida, enzim ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini akan menguraikan polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi aktivator dari enzim ini, antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan bekerja dengan optimal pada pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif (misalnya dalam lambung). Selain faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi enzim dan konsentari substrat juga turut menentukan seberapa optimal enzim ini dapat berkerja. Selain mencernakan makanan, saliva juga berfungsi melindungi mukosa mulut serta melarutkan makanan kering dan padat serta melicinkan gumpalan makanan agar mudah ditelan.

Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan melanjutkan perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan berhadapan dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam klorida dari sel parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus.Tingkat keasaman yang tinggi ini sebenarnya juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan menguraikan struktur tersier dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya. Selain itu tingkat keasaman yang tinggi bersama lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke gastro-intestinal track.8

Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa lambung. Sel chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif akan memecah protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan bantuan asam klorida yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan memutuskan ikatan peptida pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.

Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.

Pada lambung juga ditemukan lipase.Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol rantai pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena pH optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.

Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin pada duodenum dan jejunum.Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam lambung.Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan hepar dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin, hepatokrinin, kolesistokinin dan enterokrinin.8

Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas umumnya kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 – 8). Enzim-enzim yang terdapat pada getah pankreas antara lain.8,9
a.       Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada bagian yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat mengkoagulasi susu pada pH optimal 8.
b.      Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif ini akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi susu dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.
c.       Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas polipeptida.
d.      Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.
e.       Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam empedu.
f.       Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh garam empedu.
g.      RNAase dan DNAase: mengkatalisa asam nukleat menjadi nukleotida.8

       Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain lipase pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak diperlukan akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam kolat, asam deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga dapat larut dalam air.9

Fungsi empedu antara lain adalah sebagai berikut:
a.       Emulsifikasi : dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, garam empedu dapat mengemulsi lemak dalam usus sehingga lipase dapat bekerja dengan lebih baik. Garam empedu juga membantu agar vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dapat membentuk senyawa kompleks yang lebih mudah larut dalam air.
b.      Netralisasi : empedu dapat menetralkan kimus yang berasal dari asam lambung.
c.       Ekskresi : Kolesterol yang berasal dari makanan / disentesis dalam tubuh dapat disekresikan melalui empedu.
d.      Metabolisme pigmen empedu : pemecahan hemoglobin menghasilkan pigmen empedu yaitu bilirubin yang akan disekresikan melalui empedu. Bahan ini akan diabsorbsi di gasto-intestinal track yaitu pada sel epitel mukosa usus halus. Sedangkan pada lambung tidak terjadi absorbsi kecuali alkohol.8

       Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan terdapat pada mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus dari lambung. Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah.8
a.       Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan ikatan yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung molekul di sisi yang mengandung asam amino bebas.
b.      Dipeptidase : mengubah peptida menjadi asam amino.
c.       Disakaridase : yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida menjadi monosakarida.
d.      Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari makanan seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.
e.       Polinukleotidase : mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.
f.       Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan timidin.
g.      Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.8

Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis,  dan persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan berakhir di darah.8

2.5 Metabolisme Xenobiotik
Xenobiotik ( yunani : Xenos artinya orang asing ) adalah senyawa asing bagi tubuh. kelas - kelas utama xenobiotik yang relevan dari segi medis adalah obat, karsinogen kimia, dan berbagai senyawa yang melalui satu dan lain cara, sampai di lingkungan kita. lebih 200.000 bahan kimia buatan terdapat di lingkungan. sebagian besar bahan kimia ini mengalami metabolisme ( perubahan kimiawi ) di dalam tubuh manusia dengan hati sebagai organ yang terutama berperan, kadang - kadang xenobiotik diekskresikan tanpa mengalami perubahan. metabolisme xenobiotik dibagi menjadi dua fase :
·           Fase I 
Terjadi reaksi hidroksilasi yang dikatalisis oleh enzim mono - oksigenase atausitokrom P450. hidroksilasi dapat menghentikan kerja suatu obat, meskipun tidak selalu demikian. selain hidrioksilasi, enzim - enzim ini mengkatalisis berbagai reaksi, termasuk reaksi yang melibatkan deaminasi, dehalogenasi, desulfurasi, epoksidasi, peroksigenasi, dan reduksi.
·           Fase II
Senyawa yang telah terhidroksilasi atau diproses pada fase 1 diubah oleh enzim spesifik menjadi berbagai metabolit polar oleh konjugasi dengan asam glukoronat, sulfat, asetat, glutation, atau asam amino tertentu atau oleh metilasi.8
Secara keseluruhan tujuan dari metabolisme xenobiotik adalah Meningkatkan kelarutan xenobiotik dalm air ( polaritas ) sehingga ekskresinya oleh tubuh juga meningkat. xenobiotik yang sangat hidrofobik akan menetap dijaringan adiposa hampir selamanya jika tidak diubah menjadi bentuk yang lebih polar.
Kata detoksifikasi kadang -  kadang digunakan untuk menggambarkan reaksi - reaksi yang terlibat dalam metabolisme xenobiotik. namun, kata ini tidak selalu sesuai karena pada kasus tertentu reaksi - reaksi yang berlangsung malah meningkatkan aktivitas biologis atau toksisitas xenobiotik.8,9
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9GDdDK-7Xv9QlQLzlSDfLyPfki6Oh_t9pweqFB1h1BGgEuqmncK6CjJuC2k_5dsgBTxX3Us8i7SVMvG8WFI0LVM2vAK4nbTiSco6vHAT8pT7iUI4On8LLGsafq2cNyxmxr94BzofCzGzq/s320/RESPON+METABOLISME+XENOBIOTIK.JPG
Gambar 8. Respon Metabolisme Xenobiotik.9
2.5.1 Pengaruh Enzim Metabolisme Xenobiotik
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim - enzim yang yang memetabolisme xenobiotik. aktivitas enzim - enzim ini dapat menunjukkan perbedaan bermakna diantara spesies. oleh karena itu, kemungkinan toksisitas atau karsinogenitas xenobiotik pada satu spesies tidak sama dengan spesies lain. terdapat perbedaan signifikan dalam aktivitas enzim di antara individu, dan banyak diantaranya disebabkan oleh faktor genetik. aktivitas enzim ini bervariasi sesuai usia dan jenis kelamin.
Asupan berbagai xenobiotik, misalnya fenobarbital,PCB, atau hidrokarbon tertentu dapat menyebabkan induksi enzim. oleh karena itu, dalam mengevaluasi respon biokimiawi terhadap xenobiotik, penting diketahui apakah yang bersangkutan telah terpajan bahan - bahan penginduksi ini, metabolit xenobiotik tertentu dapat menghambat atau merangsang aktivitas enzim - enzim yang memetabolisme xenobiotik. hal ini juga dapat mempengaruhi dosis obat tertentu yang dapat diberikan kepada pasien. berbagai penyakit dapat mempengaruhi aktivitas enzim yang memetabolisme obat sehingga kadang - kadang dosis berbagai obat untuk pasien dengan penyakit ini perlu disesuaikan.8
Kesimpulan
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan dengan enzim dan getah pencernaan. Fungsi saluran pencernaan untuk memproses makanan dan memilah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menutrisi tubuh dan dijadikan energi sehingga bila terjadi gangguan pada 1 tahap saja, dapat mengganggu hingga keseluruhan tahap pencernaan dan pembentukan energi.

Daftar Pustaka
1.      Sloane E. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. 8th Ed. Sudbury: Jones and Bartlett publishers, Inc; 2004.p. 761, 786, 801, 807,816.
2.      Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.
3.      Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2002.h.373-4.
4.      Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta: EGC; 2003.
5.     Ross MH, Reith JR. Histology a text and atlas. Cambridge: Harper & Row Publisher
2000.h.100.
6.      Guyton, Arthur C,Hall John E.Buku ajar fisiologi kedokteran.Edisi-11. Jakarta: EGC; 2007.h. 823-58.
7.      Sherwood L. Human physiology from cell to system. Seventh Editon. Belmont: Brooks/Cole; 2010.
8.      Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harper’s illustrated biochemistry. 27thed. US: Mc-Graw-Hill, Inc; 2006.h.365-7.

9.      Sumardjo D. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta; 2008.h.263-6.